Cerita Bokep Indonesia – Cerita Sek Dengan Majikan Dan Anaknya Pertama aku minta maaf terlebih dahulu kepada keluarga Pak Raka yg mana cerita sex nyata kita aku tuangkan kedalam tulisan dan aku sengaja kirimkan ke jagobokep.com ini. Maksudnya bukan aku ingin terkenal atau apapun bahasanya. Aku menceritakan ini hanya ingin agar masyarakat tahu. Bahwa perbuatan seperti ini sangat tdk terpuji dan merugikan orang lain. Terutama kepada orang yg telah baik terhadap kita.
Namaku Ratih, usia ku kini sdh 40 tahun. Keluargaku terbilang keluarga kurang mampu. Orang tua ku berasal dari daerah terpencil yg ada di daerah Utara Karawang Jawa Barat. Bapak ku hanya seorang buruh serabutan, jg ibu ku sekedar kuli cuci pakaian para tetangga. Aku sendiri mempunyai saudara kandung empat orang, aku adalah anak tertua.
Karena kehidupan orang tua ku yg serba kekurangan, akhirnya untuk membantu meringankan bebannya, aku yg baru berumur 17 tahun dinikahkan sama pria pilihan mereka. Karena aku tdk mau disebut anak durhaka, akhirnya kami dinikahkan, walau sebenarnya hati ini tdk menginginkannya. Setelah menikah akhirnya aku pun diboyong suami untuk menempati rumah baru di daerah asal suami ku Cikampek. Memang benar, setelah aku menikah, aku dapat mengumpulkan uang dari sisa resiko rumah tangga yg diberi oleh suami ku yg pekerjaaannya sebagai levelansir barang-barang material.dan akupun tak lupa membantu orang tua ku di kampong.
Waktu berjalan sangat cepat, sdh 2 tahun aku membina rumah tangga namun. Prahara biduk rumah tangga mulai goyah. Karena sdh 2 tahun berumah tangga aku belum jg menunjukan tanda-tanda kehamilan. Suami ku mulai berbuat macem-macem dan sering menyinggung perasaan ku, bahkann tak segan-segan suka memukuli ku tanpa sebab. Klimak nya, pada bulan Juli tahun 1990 suami tega menceraikan dan mengantarkan diriku kepada orang tua di kampung. Mungkin karena suami sdh tdk mau diajak musyawarah, akhirnya kedua orang tua ku menerima keputusan suami ku dgn berat hati dan kecewa.
Cerita dewasa terbaru, Setelah menerima talak satu dari suami ku, aku hanya dapat berdiam diri saja dirumah dn menyesali kenapa diriku tdk dapat hamil. Namun sepertinya penyesalan tiadalah artinya. Setahun lamanya aku berdiam diri dirumah tanpa pekerjaan, suatu hari saat aku sedang menyapu halaman, paman ku yg dari Bekasi tiba-tiba dating kerumah orang tua ku.
“Assalamualaikum, waduuuhhhh janda anget lagi nyapu halaman nih” teriak paman mengagetkan konsentrasiku. Aku yg sedikit kaget, menjawab jg salam nya.
“Neng, bapak ma emak ada ga. Amang (Paman,red) jauh-jauh dari Bekasi ada perlu banget, mau ada yg diceritain sama neng dan orang tua neng” tambahnya.
“Critain aja sekarang mang, kan amang perlunya ke eng jg kan?” jawab ku penasaran.
Tdk lama kemudian, paman ku itu menceritakan maksud kedatangannya itu. Bahwa dirinya dimintai tolong oleh temannya untuk mencarikan seorang pembantu untuk ditempatkan disalah satu keluarga orang kaya di Bekasi.
“Yeh mari amang, jangan jauh-jauh atuh. Neng jg mau. Kan neng sekarang sdh tdk punya suami dan lagi jadi pejabat nih, pengangguran se jawa barat, gitu loh, hehe” ucap ku sambil lelucon.
“Ya, kalau neng mau dan pastinya diijinan sama ema dan bapak sih amang ga apa-apa. Berarti gak perlu nyari orang lain” sergah paman ku. Cerita Sek Dengan Majikan
Akhirnya ketika sorenya kami berembuk bersama orang tua dan adik-adik ku, dan aku diijinkan untuk bekerja sebagai pembantu di Bekasi. Sore itu jg aku dan paman ku yg mengendarai sepeda motor langsung bergegas meninggalkan kampong kelahiran ku itu. Dua jam setenga perjalanan menuju Bekasi, akhirnya aku sampai jg dirumah teman paman ku.
“Oh, ini toh calon pembantunya Pak Romi itu. Ck..ck..ck..montok banget. Ini siapa kamu Sup?” Tanyanya kepada Paman ku.
“Huuss, ini keponakan ku dari kampong. Dia abis dicerain sama suaminya. Awas jangan macem-macem loh Ded!. Udah, yuk kita kerumahnya Pak Romi saja, mumpung belum malem nih” ajak paman kepada temannya. Akhirnya kami bertiga dgn mengendarai dua motor menuju rumah Pak Romi disalah satu perumahan yg cukup Elite di Kota Bekasi.
Lima belas menit perjalanan akhirnya kami sampai jg didepan rumah yg cukup megah milik Pak Romi. Setelah memencet Bel yg ada di pojok tembok, keluarlah salah satu pria yg berusia 35 tahunan. “Oh kang Dedi dan kang Usup, mari masuk. Dari siang tadi jg bapak dan ibu sdh nunggu-nunggu. Mari masuk neng” kata lelaki tadi sambil mempersilahkan masuk.
Ketika kami bertiga berada diruang tamu, tdk lama keluarlah seorang pria separuh baya yg berperawakannya cukup atletis. Setelah pria memperkenalkan diri, barulah saya tahu, bahwa itulah sang pemilik rumah, Pak Romi. “Maaf agak lama menunggu yah, kebetulan ibu nya sedang arisan keluarga bersama Sony anak saya di daerah Cakung. Maaf tdk ada apa-apa, maklum si bibi (Pembantu) nya sdh pulang kampung” ucap Pak Romi dgn santunnya. Cerita Sek Dengan Majikan
“Oh ini toh calon pembantu yg dimaksud kang Dedi itu” tambahnya.
Kang Dedi temannya paman, langsung mengiyakan,
“Iya ini pak, dia ini masih keponakannya kang Yusup. Dia orang Karawang, tp daerahnya yg dekat dgn laut utara itu loh Pak, hehe” sergah kang Dedi.
Sejam sdh kami ngobrol, akhirnya paman dan kang Dedi pamitan untuk pulang.
“Yg betah ya neng. Awas jaga diri baik-baik” bisik paman didaun telinga ku.
Sepeninggal mereka, diruang tamu hanya ada aku dan Pak Romi. Sebenarnya sejak kali pertama melihat pak Romi, kenapa perasaan ku menjadi lain. Jantung ku seolah berdetak tak karuan serta darah ditubuh ku mengalir cepat.
“Ah, mungkin hanya perasaan ku saja. Tp memang majikan ku ini walaupun sdh berumur, tp sangat menarik. Seperti apa rasanya yah, bila ada dipelukannya” pikirku dalam hati.
“Heeyy, kok melamun sih de. Apa yg kamu lamunin. Pacarnya yah?’ gertak Pak Romi yg membuyarkan lamunan ku.
“Ah nggak Pak, hanya malu saja sama bapak. Saya ga terbiasa ada didalam rumah yg semewah ini. Jadi malu saya nya pak. O, iya pak, dimana nanti tempat tidur saya?” kata ku mengalihkan pembicaraan.
Ditanya begitu, pak Romi akhirnya mengajak ku keruangan dalam untuk menunjukan kamar buat ku. Ternyata kamar ku berada di lantai dua.
“Ini kamar mu Mi. Disitu jg ada kamar mandinya. Dan kamu akan mandi sepuasnya tanpa ada yg mengganggu. Hehe..” canda Pak Romi.
Tak terasa ini merupakan tahun ke dua aku bekerja di keluarga pak Romi. Selaiin pak Romi dan istrinya baik kepada ku, anaknya yg bernama Sony pun sangat santun. saya merasa kerasan, karena keluarga ini cukup baik memperlakukan aku sebagai pembantu, bahkan memberikan lebih dari apa yg diharapkan oleh seorang pembantu. Tp saya jg sadar akan hal ini, terutama akan kebaikan pak Romi, yg terlalu berlebihan.
Namun aku tak begitu memikirkannya. Sepanjang hidup ku terjamin, aku pun dapat menabung kelebihannya untuk jaminan hari tua nanti. Perkara kelakuan pak Romi yg selalu minta “dilayani” kebutuhan biologisnya jika kebetulan istrinya tak ada di rumah, itu adalah perkara lain. Aku tak memperdulikannya, soalnya akupun sangat membutuhkan dan menikmatinya pula. Aku jg kan wanita normal, yg pernah merasakan berumah tangga dan mendapatkan kehangatan seorang laki-laki.
Sejujurnya sejak aku baru enam bulan bekerja dirumah itu, Pak Romi dgn terus terang kepada ku kala itu aku sedang berada di dapur, dia membisikan bahwa dirinya sangat tergila-gila melihat kedua payudara ku yg montok dan kenyal. Kulit ku memang agak kecoklatan namun terawat bersih dan halus. Soal wajah meski aku tdk tergolong cantik, namun katanya aku memiliki daya tarik tersendiri. Sensual! Begitu kata majikan ku saat pertama kali kami bercinta di kamar tidur ku, waktu itu istri dan anak nya tdk berada dirumah, pak Romi lebih awal pulang kerumah.
Ketika itu usia ku yg masih relative masih muda dan rasa seks yg masih tinggi. Setiap ada kesempatan aku dan pak Romi selalu bermesum ria. Apakah itu di ruang tamu, dapur ataupun kamar mandi, ketika kami berdua sama-sama lagi ‘pengen’, pasti akan kami lakukan, tentunya disaat istri dan anaknya tdk berada dirumah.
Ternyata, perselingkuhan diriku dgn keluarga itu bukan hanya dgn pak Romi, namun aku justeru malah terpikat oleh anaknya yg masih terbilang bau kencur. Peristiwa itu terjadi ketika Pak Romi mendapat tugas kerja dari kantornya kedaerah Kalimantan Timur selama tiga bulan lamanya. Padahal aku ini bukan istri syah nya, namun perasaanm ku ditinggal pak Romi serasa ditinggal sang suami. Otomatis jatah seks yg selalu aku terima dari pak Romi harus berhenti sementara. Jelas selam stu minggu saja ditinggalkan, kepala ku serasa pening, akhirnya diam-diam aku masturbasi didalam kamar mandi.
Pada suatu hari, tepatnya hari minggu siang, dirumah tdk ada siapa-siapa istri pak Romi berangkat ke arisan ibu-ibu kantornya. Sony entah kemana sejak pagi hari dia sdh pergi bersama temannya. Aku yg kesepian sendiri dirumah akhirnya memutuskan untuk mandi setelah setengah hari bekerja membersihkan rumah. Disaat aku sedang mandi, perasaan ku merasa tak enak, seolah ada orang yg sedang mengintip. Saat itu aku teringat, pada waktu masuk ke kamar pintunya lupa tdk aku kunci. Benar dugaan ku, ketika selesai mandi disamping lemari pakaian ada Sony sedang berdiri sambil cengegesan. Cerita Sek Dengan Majikan
“Maaf Bi. Tadi waktu saya manggil-manggil tdk ada sahutan, setelah aku buka pintu ga dikunci lalu aku beranikan masuk dan melihat Bibi sedang mandi” ucap Sony dgn gaya lugunya.
Jujur saja, saat melihat Sony, seolah aku melihat dia adalah Pak Romi yg berdiri dihadapan ku.
”Ya udah, memang ada apa manggil-manggil bibi. Sony mau minta tolong ma bibi. sekarang bibi mau pakai baju, Sony keluar dulu yah?” jelas ku.
“Aku minta dikerokin, kayaknya masuk angin bi, udah disini aja, ga usah ganti baju, pakai handuk jg ga apa-apalah bi” elak Sony sambil menarik tangan ku agar duduk di kasur.
Sony langsung membuka kaosnya, dan memberikan kerikan beserta hand body nya. Ketika aku sedang mengerik punggungnya, tiba-tiba tangan Sony menarik handuk yg sedari aku lilitkan di tubuhku yg montok. Karuan saja tubuh ku seketika itu menjadi telanjang bulat.
“Duh, jangan nakal begitu dong Son, nanti ketahuan Ibu bisa berabe. Bibi bisa dipecat Son” pekik ku seperti tak digubrisnya.
“Jangan pura-pura lah bi, apa saya harus bilang bahwa bibi dan papah suka begituan dirumah ketika Ibu sedang tdk ada?, aku tuh pernah lian kalian bersetubuh didalam kamar papah, waktu itu aku sempat mengintip tp kalian tdk melihatnya” gertak Sony.
Jelas perasaan ku saat itu bagaikan tersambar petir di siang bolong. Muka ku langsung pucat mendengar kata-kata Sony seperti itu.
“Sekarang tinggal pilih. Bibi mau melayani aku atau tdk. Atau aku bilang saja ke Ibu, bahwa kalian sering bersetubuh dirumah ini? Sekarang terserah bibi” ancamnya. Namun sesungguhnya dalam hatiku, walaupun Sony tdk mengancam pun aku pasti mau melakukan itu, tp aku menjaga imej terlebih dahulu.
Aku yg terdiam, langsung dimanfaatkannya. Tubuh ku yg sdh telanjang ini, menjadi santapan anak yg masih bau kencur itu.
Namun aku tak menygka, ternyata Sony memiliki stamina kuat seperti pak Romi. Dia dapat mengimbangi keganasan nafsu seks ku yg sdh menggebu-gebu, menjelang pukul 9 malam, akhirnya kami berdua tergolek lemas. Empat ronde kami tuntaskan permainan diatas ranjang dan dikamar mandi, segala gaya kami lakukan.
Setelah Sony puas, dia langsung kembali ke kamarnya untuk istirahat,
“Terimakasih ya bi, pantas saja papah ketagihan. Ternyata punya bibi memang enak” ejek Sony sebelum meninggalkan kamar ku.
Setelah Sony meninggalkan kamar ku, aku sempat berpikir, tdk apalah pak Romi tdk ada pun, toh anaknya pun mampu mengobati kekangenan ku akan seks. Selama tiga bulan pak Romi di Kalimantan Timur, selama itu pula Sony yg selalu memenuhi keinginan seks ku. Dan setalah kepulangan kembali pak Romi kerumah, otomatis aku langsung melayani dua orang sekaligus. Namun disini aku lah yg berperan membagi waktunya agar tdk bentrok antara pak Romi dgn Sony anaknya.
Selama aku 7 tahun bekerja di rumah itu, aku sangat terpuaskan. Masalah materi tdk terhitung, apalagi kebutuhan seks, aku dalam sehari harus melayani kedua kekasih gelap ku itu. Keduanya sangat kuat, dan selama sepuluh tahun itu jg keduanya sama sekali tdk mengetahui tentang pembagian jatah seks itu. Itu semua karena kepiawaian ku mengatur waktunya. Cerita Sek Dengan Majikan
Comments are closed.