Cerita Sex Khusus Neng Anggie Setiap Malam Jumat

Cersex BersambungNarasi Dewasa Ngentot Khusus Pembukaan Tahun Baru 2018 – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Dewasa Ngentot 2018 Lasmini Cewek Goib. Hingga kini sebetulnya saya sedikit kebingungan bagaimana mengawali ceritanya. Tapi perlu anda kenali jika yang saya katakan ini betul-betul terjadi dalam diri saya. Sekarang ini saya berumur 20 tahun dan telah menikah. Saya hingga kini masih kuliah dalam suatu perguruan tinggi di Depok Semester lima.

Narasi Seks Indonesia Saya menikah dengan suami saya Bang Hamzah lebih tua delapan tahun dari saya karena dijodohkan oleh orang-tua saya di saat saya tetap berumur 18 tahun dan barusan masuk kuliah. Tetapi saya benar-benar menyukai suami saya. Begitupun suami saya pada saya (saya percaya itu betul). Karena saya dilahirkan dari keluarga yang patuh agama, karena itu saya juga seseorang yang patuh agama.

Kelompok Album Narasi Dewasa Ngentot Khusus Pembukaan Tahun Baru 2018
narasi seks
Narasi Seks Asli Sesudah pernikahan mencapai umur satu tahun, suami saya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di wilayah bogor. Sebagai sarana, kami diberi sebuah rumah simpel di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang patuh, saya menurutinya berpindah ke arah tempat tersebut. Komplek rumah saya rupanya masihlah kosong, bahkan juga di block tempat saya tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah kembali yang ditempati, itu juga lumayan jauh tempatnya dari rumah kami. Karena rumah kami masih asli kami belum mempunyai dapur, hingga bila kami ingin mengolah saya harus mengolah di halaman belakang yang terbuka, keunikan rumah simpel.

Pada akhirnya suami memilih untuk membuat dapur dan kamar makan di tersisa tanah yang masih ada, kebenaran ada seorang tukang bangunan yang tawarkan jasanya. Karena kami tidak merasakan mempunyai barang bernilai, kami memercayai mereka kerjakan dapur itu tanpa kami tunggui, suami masih tetap pergi ke kantor dan saya masih tetap kuliah. Sampai sesuatu hari, saya sedang liburan dan suami saya masih tetap ke kantor. Pagi itu sesudah mengantarkan Bang Hamzah sampai di depan gerbang, saya juga masuk rumah.

Narasi seks, narasi seks 2018, narasi seks terkini 2018, narasi seks igo, narasi seks serong, narasi seks sedarah, narasi seks setubuhian, narasi seks perawan, narasi seks 2018 terupdate, narasi dewasa igo, narasi ngentot terkomplet.

Sebetulnya hati saya sedikit tidak sedap di dalam rumah sendiri karena lingkungan kami yang sepi. Sampai saat sesaat selanjutnya Pak Sastro dan 2 orang temannya tiba untuk melanjutkan kerjanya. Ia terlihat cukup kaget menyaksikan saya ada di dalam rumah, karena saya tidak katakan awalnya jika saya liburan. “Eh, kok Neng Anggie tidak pergi kuliah..?” “Iya nih Pak Sastro, kembali liburan..” jawab saya sekalian membuka pintu rumah. “Kalau begitu saya ingin meneruskan kerja ada di belakang Neng..” ucapnya. “Oh, silakan..!” kata saya.

Selang beberapa saat mereka masuk ke dalam belakang, dan saya ambil sebuah majalah untuk membaca di ruang tidur saya. Tetapi saat barusan saya ingin ke arah tempat tidur, saya saksikan lewat jendela kamar Pak Satro sedang menukar bajunya dengan baju kotor yang umum dikenai saat bekerja.

Dan betapa kagetnya saya melihat bagaimana Pak Sastro tidak memakai baju dalam. Hingga saya bisa menyaksikan secara jelas otot badannya yang baik dan yang terpenting penisnya yang besar sekali bila dibanding punya suami saya. Saya saat itu juga terpana sampai tidak sadar jika Pak Satro melihat saya. “Eh, ada apakah Neng..?” ucapnya sekalian melihat ke saya yang pada kondisi telanjang dan saya saksikan penis itu mengacungkan ke atas sehing kelihatan semakin lebih besar .

Saya kaget dan malu hingga segera tutup jendela sekalian napas menjadi tersengal-sengal. Saat itu juga diri saya diliputi hati aneh, tidak pernah saya menyaksikan lelaki telanjang awalnya selainnya suami, bahkan juga bila sedang terkait seks dengan suami saya, suami tetap tutupi badan kami dengan selimut, hingga tidak kelihatan semuanya badan kami. Saya coba mengubah persaan saya dengan membaca, tapi tetap tidak bisa lenyap. Pada akhirnya saya memutuskan untuk mandi sama air dingin.

Segera saya masuk ke dalam kamar mandi dan mandi. Sesudah usai, saya baru sadar saya tidak bawa handuk karena barusan tergesa-gesa, dan baju yang saya gunakan telah saya basahi dan penuh sabun karena saya rendam. Saya kebingungan, tetapi pada akhirnya saya memutuskan untuk berlari saja ke ruang tidur, toh jaraknya dekat dan beberapa tukang bangunan berada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya percaya mereka tidak menyaksikan, dan saya mulai lari ke arah kamar saya yang pintunya terbuka. Tetapi baru saya akan masuk ke dalam kamar, badan saya menubruk suatu hal sampai jatuh. Dan betapa kagetnya, rupanya yang saya tubruk itu ialah Pak Sastro.”Maaf Neng.., barusan saya mencari Neng Anggie tetapi Neng Anggie tidak berada di kamar.

Baru saya ingin keluar, eh Neng Anggie nabrak saya..” ucapnya dengan rileks seakan tidak menyaksikan jika saya sedang telanjang bundar. Harus dipahami, saya mempunyai kulit yang putih mulus dan walaupun tidak begitu tinggi bahkan juga sedikit imut (152 cm), tetapi badan saya benar-benar proposional dengan 2 buah payudara memiliki ukuran 34C yang sedikit kebesaran dibanding ukuran badan saya. Saya demikian malu berusah bangun sekalian mentupi dada dan sisi bawah saya. Tetapi Pak Satro selekasnya tangkap tangan saya dan berbicara, “Tidak perlu malu Neng.., barusan Neng sudah melihat punyai saya, saya tidak malu kok..” “Jangan Pak..!” kata saya, tetapi pak satro justru mengusung saya ke halaman belakang ke arah 2 orang temannya.

Saya berusaha melawan dan berteriak, tetapi Pak Sastro dengan rileksnya justru berbicara, “Tenang saja Neng.., di sini sepi. Suara pekikan Neng tidak akan ada yang denger..” Menyaksikan badan telanjang saya, ke-2 rekan Pak Sastro selekasnya bersorak kegirangan. “Wah, bagus benar ni tetek..” kata yang satu sekalian membetot dan meremas payudara saya sekuat-kuatnya.”Tolong jangan setubuhi saya, saya tidak akan melapor siapa-siapa…” kata saya. “Tenang saja dech kamu cicipi aja…” kata rekan Pak Sastro yang tubuhnya sedikit gemuk sekalian tangannya meraba-raba bulu kemaluan saya, sedang Pak Satro tetap menggenggam ke-2 tangan saya dengan kuat.

Sesaat kemudian saya saksikan ke-3 nya mulai melepaskan baju mereka. Saya menyaksikan badan-tubuh mereka yang mengkilap karena keringat dan penis mereka yang mengacungkan karena gairahnya. Secara cepat mereka membaringkan badan saya di atas pasir. Selanjutnya Pak Sastro mulai menjilat-jilati kemaluan saya. “Wah.., memeknya harum loh..” ucapnya.

Saya selekasnya berontak, tetapi ke-2 rekan Pak Satro selekasnya memegang ke-2 tangan dan kaki saya. Yang botak menggenggam kaki, dan yang gemuk menggenggam ke-2 tangan saya sekalian mengisap puting susu saya. Sesaat kemudian Pak Sastro mulai arahkan penisnya yang lebih besar ke lubang kemaluan saya. Dan rupanya, yang tidak saya sangka awalnya, rasanya rupanya begitu nikmat. Betul-betul berlainan dengan suami saya.

Tetapi karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai mengoyangkan penisnya dengan pergerakan yang kasar, tetapi entahlah mengapa saya malah merasa kepuasan yang hebat, hingga tanpa sadar saya stop berontak dan memulai meng ikuti irama goyangnya. Menyaksikan itu ke-2 rekan Pak Sastro ketawa dan mengurangi pegangannya. Dengar tawa mereka, saya sadar tetapi ingin melawan kembali saya merasakan tanggung, hingga yang terjadi ialah saya kelihatan seolah tengah bersandiwara ingin berontak tetapi walaupun dilepaskan saya tidak berusaha melepas diri dari Pak Sastro.

Selang beberapa saat Pak Sastro mengubah badan saya dalam posisi doggie tanpa melepas kepunyaannya dari kemaluan saya. Menyaksikan itu, tanpa dikomando sang gemuk langsung masukkan penisnya ke dalam mulut saya. Saya berusaha berontak, tetapi sang gemuk menjambak saya dengan keras, hingga saya menurutinya. Saya betul-betul alami kesan yang hebat, hingga sesaat selanjutnya saya alami orgasme yang hebat yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Badan saya jadi lemas dan jatuh telungkup. Tetapi nampaknya Pak Satro belum usai, hingga pacuannya dipercepat sampai selanjutnya ia capai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke kandungan saya.

Demikian Pak Sastro mengambilnya, sang botak langsung masukkan kemaluannya ke punya saya tanpa memberikan waktu untuk istirahat. Selang beberapa saat sang gemuk capai kelimaks, ia menekan kemaluannya ke mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung tembakkan spermanya ke mulut saya. Banyak spermanya yang saya rasa di mulut saya, tetapi saat saya akan buang sperma itu, Pak Sastro yang saya saksikan sedang duduk istirahat berbicara.

“Jangan dibuang dahulu, cepat kamu kumur-kumur mani itu yang lama… tentu nikmat… ha.. ha.. ha..” Dan seperti satu ekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma tersebut. Sementara sang botak terus mengocak penisnya dalam kemaluan saya, saya menyaksikan Pak Sastro masuk ke rumah saya dan keluar kembali dengan bawa sebuah terong besar yang saya membeli barusan pagi buat saya masak dan sebuah kalung mutiara tiruan punya saya.

Sesaat kemudian sang botak capai kelimaks dan saya juga jatuh lemas di atas pasir itu. Menyaksikan temannya telah usai, Pak Satro mendekati saya sekalian memaksakan saya kembali lagi ke posisi merayap. “Sekalian menanti tenaga kita kembali sembuh, silahkan kita saksikan selingan ini..” ucapnya sekalian masukkan terong ungu yang besar sekali itu ke vagina saya. Baca : Narasi Sex Ngentot 2018 Bonus Masuk Asuransi

Sudah pasti saya kaget dan berusaha melawan, tapi ke-2 temannya selekasnya memegang saya. Dan selang beberapa saat, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke vagina saya. Rasa sakitnya betul-betul hebat, hingga saya menggoyang- goyangkan bokong saya ke kanan dan kiri. “Saksikan anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…” kata sang botak. “Saat ini kamu merayap keliling halaman belakang ini, mari cepat..!” kata sang gemuk.

Dengan perlahan-lahan saya merayap, dan rupanya rasanya betul-betul nikmat. Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya stop, tapi tiap saya stop dengan selekasnya mereka memecut bokong saya. Tidak berapakah lama saya capai kelimaks, menyaksikan itu mereka ketawa.

Pak Sastro selanjutnya mendekati saya, lantas mulai masukkan kalung mutiara tiruan yang sebesar kelereng barusan satu-satu ke lubang anus saya. Saya menjerit lagi, tapi dengan tenang ia berbicara, “Tahan sedikit ya.., kelak sedap kok..!” Hingga kemudian, selanjutnya kalung itu tinggal seperempatnya yang kelihatan, lantas sekalian memegang tersisa kalung itu ia berbicara. “Saat ini kamu maju perlahan-lahan..” Dan saat saya bergerak, kembali kalung itu tercabut perlahan-lahan dari anus saya sampai habis.

Demikianlah mereka permainkan saya sampai selanjutnya mereka sudah siap memerkosa saya kembali berkali-kali sampai sore hari, dan anehnya tiap mereka kelimaks saya juga ikut orgasme dengan makna saya nikmati disetubuhi.

Dan anehnya kembali, malam harinya saat suami saya pulang, saya benar-benar tidak memberikan laporan peristiwa itu padanya, hingga pemerkosaan itu terus terjadi berkali-kali tiap saya tidak sedang kuliah. Dan tiap memerkosa, mereka selalu menyisipi dengan mengerjai saya secara serba aneh, dan itu berjalan sampai dapur saya usai dibuat.

Comments are closed.